Posted on

Makna Keris Jalak Sangu Tumpeng

makna keris jalak sangu tumpeng

Makna Keris Jalak Sangu Tumpeng  – Keris Jalak Sangu Tumpeng adalah satu dari 4 Pusaka yang wajib dimiliki oleh seorang Jawa. Bahkan kerap kali ditemui keris dapur Jalak Sangu Tumpeng disimpan sebagai pusaka keluarga yang kadang diberikan oleh orang tua kepada anaknya, ketika hendak pergi merantau mencari nafkah.

Keris dapur Jalak Sangu Tumpeng dipercaya sebagai pusaka yang mempunyai tuah kerejekian atau memudahkan seseorang mencari rezeki, hal demikian hanyalah sebagai simbol pengharapan agar dalam mencari rezeki seperti makna-makna yang terkandung dalam keris dapur Jalak Sangu Tumpeng.

Sebagai contoh, orang tua yang memberikan keris kepada anak atau keturunananya, seolah-olah memberikan suatu pesan dan pengharapan, agar penerima keris bisa mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam dapur keris tersebut.

Sedangkan empu keris seolah-olah memberikan dorongan moril dan doa agar siapa pun yang menyimpan hasil karyanya, diberi petunjuk oleh Allah SWT, dilancarkan rezekinya, dengan berperilaku utama; jujur, kerja keras, ulet, tidak merugikan orang lain, tidak menyakiti orang lain, dan perilaku baik lainnya seperti pesan yang tersirat secara simbolis pada dapur keris Jalak Sangu Tumpeng.
Keris dapur Jalak Sangu Tumpeng sekilas memang tampak aneh dan tidak masuk akal.

Bagaimana tidak, burung jalak yang begitu kecil dapat membawa bekal tumpeng yang sedemikian besar dan berat. Apakah supaya tidak kekurangan makan? Padahal burung jalak tidak makan nasi tumpeng.

Jika salah menafsirkannya, bisa jadi Keris Jalak Sangu Tumpeng diartikan sebagai simbol keserakahan dan orang yang memaksakan diri dengan berbuat sesuatu di luar kemampuannya.
Berikut adalah makna Keris Jalak Sangu Tumpeng, dari setiap unsur yang ada didalamnya:

Makna Keris Jalak Sangu Tumpeng

Makna Burung Jalak

Burung Jalak adalah nama burung yang sangat bersahabat dengan manusia, aktif bergerak dan berkicau, kicauannya sangat keras dan merdu, mempunyai kepekaan tinggi terhadap keadaan lingkungan sekitarnya, burung Jalak akan mengeluarkan suara serak (bukan berkicau) apabila melihat orang asing yang tidak dikenalnya, seolah memberi tahu si pemilik burung agar hati-hati. Burung Jalak bisa menirukan suara burung lain juga digunakan untuk melatih burung lain berkicau.

Burung Jalak pandai dan rajin mencari makan, memiliki paruh tajam, lurus, dan kuat. Bersarang di lubang-lubang pohon, tidak merugikan yang lain dalam mencari makan, makanannya biji-bijian dan serangga kecil, dan setia kepada pasangannya, memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi.

Makna Tumpeng

Tumpeng adalah nasi yang dibentuk mengerucut ke atas seperti gunung dengan segala lauk-pauknya dalam sebuah nampan besar, bulat, yang terbuat dari anyaman bambu.

Tumpeng merupakan tradisi sajian yang digunakan dalam upacara, baik yang sifatnya kesedihan maupun gembira.

Nasi Tumpeng dibentuk seperti gunungan yang melambangkan ketuntasan dan kesempurnaan. Artinya, jika melakukan sesuatu harus dengan tuntas dan tidak setengah-setengah. Tumpeng berasal dari kata, “Tumungkulo sing Mempeng”.

Artinya, jika kita ingin selamat, hendaknya kita selalu rajin bekerja dan beribadah/berdoa. Pada zaman dahulu, tumpeng selalu disajikan dari nasi putih.

Nasi putih dan lauk-pauk dalam tumpeng juga mempunyai arti simbolik, berikut penjelasannya:

Nasi putih

Nasi putih dibentuk gunungan yang mengerucut ke atas melambangkan tangan merapat menyembah kepada Tuhan. Bentuk gunungan ini juga bisa diartikan sebagai harapan agar kesejahteraan hidup kita pun semakin “naik” dan “tinggi”.

Nasi putih melambangkan segala sesuatu yang kita makan akan menjadi darah dan daging haruslah dipilih dari sumber yang bersih, suci, dan halal.

Daging Ayam

Ayam jantan yang dimasak utuh ingkung dengan bumbu kuning/kunir dan diberi kaldu santan yang kental, merupakan simbol menyembah Tuhan dengan khusuk dengan hati yang tenang. Ketenangan hati dicapai dengan mengendalikan diri dan sabar atau nge-reh rasa.

Menyembelih ayam jago juga mempunyai makna menghindari sifat-sifat buruk yang dilambangkan oleh ayam jago, antara lain: sombong, kalau berbicara selalu menyela dan merasa tahu/menang/benar sendiri, tidak setia, dan tidak perhatian kepada anak istri.

Ikan Lele

Dahulu lauk ikan yang digunakan adalah ikan lele bukan bandeng, gurami, gabus, atau lainnya. Ikan lele tahan hidup di air yang tidak mengalir dan di dasar sungai.

Hal tersebut merupakan simbol ketabahan, keuletan dalam hidup dan sanggup menjalani hidup dalam situasi ekonomi dalam keadaan apapun.

Ikan Teri/Gereh Pethek

Ikan teri/gereh pethek dapat digoreng dengan tepung atau tanpa tepung. Ikan Teri dan Ikan Pethek hidup di laut dan selalu bergerombol yang menyimbolkan kebersamaan dan kerukunan.

Telur

Telur direbus pindang, bukan didadar atau mata sapi, dan disajikan utuh dengan kulitnya, jadi tidak dipotong, sehingga untuk memakannya harus dikupas terlebih dahulu.

Hal tersebut melambangkan bahwa semua tindakan kita harus direncanakan (dikupas), dikerjakan sesuai rencana dan dievaluasi hasilnya demi kesempurnaan.

Piwulang jawa mengajarkan “Tata, Titi, Titis dan Tatas”, yang berarti etos kerja yang baik adalah kerja yang terencana, teliti, tepat perhitungan,dan diselesaikan dengan tuntas.

Telur juga melambangkan manusia diciptakan Tuhan dengan derajat (fitrah) yang sama, yang membedakan hanyalah ketakwaan dan tingkah lakunya.

Sayuran dan urab-uraban

Sayuran yang digunakan antara lain kangkung, bayam, kacang panjang, taoge, kluwih dengan bumbu sambal parutan kelapa atau urap.

Sayuran-sayuran tersebut juga mengandung symbol-simbol antara lain: kangkung berarti jinangkung yang berarti melindung, tercapai.

Bayam berarti ayem tentrem, taoge/cambah yang berarti tumbuh, kacang panjang berarti pemikiran yang jauh ke depan innovative, bawang merah yang melambangkan mempertimbangkan segala sesuatu dengan matang baik buruknya, cabe merah diujung tumpeng merupakan symbol dilah/api yang meberikan penerangan / tauladan yang bermanfaat bagi orang lain. Kluwih berarti linuwih atau mempunyai kelebihan dibanding lainnya.

Bumbu urap berarti urip/hidup atau mampu menafkahi keluarga.
Pada jaman dahulu, sesepuh yang memimpin doa selamatan biasanya akan menguraikan terlebih dahulu makna yang terkandung dalam sajian tumpeng.

Dengan demikian para hadirin yang datang tahu akan makna tumpeng dan memperoleh wedaran yang berupa ajaran hidup serta nasehat.

Dalam selamatan, nasi tumpeng kemudian dipotong dan diserahkan untuk orang tua atau yang “dituakan” sebagai penghormatan. Setelah itu, nasi tumpeng disantap bersama-sama. Upacara potong tumpeng ini melambangkan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus ungkapan atau ajaran hidup mengenai kebersamaan dan kerukunan.

Ricikkan pada Keris Dapur Jalak Sangu Tumpeng

Dapur Lurus

Mempunyai makna agar selalu menempuh “jalan lurus” menuju keutamaan hidup, yaitu dengan menjalani perbuatan baik sebagai laku utama, yakni dalam mencari nafkah selalu berlaku jujur dan tidak merugikan orang lain, tidak menyakiti orang lain, tidak mencela orang lain, dan introspeksi terhadap diri sendiri, selalu menjaga ketakwaan kepada Allah SWT, menjaga hubungan baik dengan keluarga, masyarakat, dan menjaga lingkungannya, serta tidak sombong dan sifat buruk lainnya.

Gandik Polos

Merupakan simbol kekuatan, ketabahan hati, ketekunan dan rajin bekerja.

Dalam budaya Jawa ada sesanti yang mengatakan: “Sapa sing temen bakal tinemu, sapa sing tatag lan teteg bakal tutug” (siapa yang tekun akan menemukan jalan, siapa yang ulet dan tabah akan tercapai cita-citanya).

Tikel Alis

Merupakan symbol baik-buruk dalam diri manusia, yang keduanya harus selalu dikendalikan. Pengendalian dua sifat tersebut akan terpancar pada watak seseorang.

Sogokan rangkap dua dan Ada-ada, merupakan simbol motivasi untuk selalu mempunyai ide/gagasan/inovasi kreatif untuk maju. Motivasi yang murni harus mulai dari niat lahir dan batin.

Tingil

Merupakan symbol bekal pengetahuan dan ketrampilan yang pinunjul. Dalam berkarya tentunya seseorang harus berbekal pengetahuan dan ketrampilan yang memadai.

Sraweyan

Merupakan symbol keluwesan. Dalam lehidupan hendaknya menjaga keselarasan terhadap sesama, masyarakat dan lingkungan, dan dapat beradaptasi dengan kebiasaan setempat dan menghargai pendapat serta sikap orang lain.

Pijetan/blumbangan

Merupakan simbol keikhlasan hati dan kesabaran. Hidup dan bekerja harus dilandasi dengan hati yang senang, mencintai akan pekerjaannta dan ikhtiar serta tawakal. Tidak ada yang disebut takdir sebelum diawali dengan ikhtiar.

Hal-hal yang tersirat dalam dapur Jalak Sangu Tumpeng merupakan pandangan dan pegangan hidup untuk mencapai sukses dalam bekerja dan berusaha.

Sehingga, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam dapur ini dijadikan sebagai pepeleng simbol pusaka agar dalam mencari nafkah harus berperilaku utama, yakni sesuai dengan ajaran agama dan norma – norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Sesorang yang menyimpan keris dapur Jalak Sangu Tumpeng ini, seolah menyimpan nilai-nilai ajaran yang dapat digunakan sebagai pandangan hidup dan pepeling agar tetap berjalan dalam kebenaran, dengan menjaga nilai-nilai luhur; bahwa dalam mencari nafkah harus berperilaku utama: jujur, saling menguntungkan satu dengan lainnya, saling mengingatkan apabila berbuat tidak benar, selalu hati-hati dalam bekerja, mencari rezeki yang halal, tidak menipu, tidak menyakiti sesama, ingat keluarga, dan menjaga kesetiaan dalam berumah tangga.

Untuk mendapatkan Keris Pusaka Sepuh dan bertuah. Sesuai dengan manfaat yang akan menunjang kehidupan Anda dalam hal Kewibawaan, Kerejekian,Asmara dan Rumah Tangga. Silahkan Klik ikon Beranda disitus ini, Atau dengan Mengklik www.kolektorkeris.com. 

Chat Langsung Dengan RM. Ashraff Sigid Untuk PEMAHARAN dan KONSULTASI Pusaka.

RM. Ashraff Sigid – Kolektor Keris & Guru Spiritual

Loading