Kisah Keris Jawa – Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang keris jawa era Sultan Agung Hanyokrokusumo. Sinuhun Kanjeng Sultan Agung Prabu hanyokrokusumo pasti tidak asing lagi ditelinga Anda, yaitu Senopati ing Ngalogo Abdurrahman sayidin panatagama.
Beliu menduduki tahta menjadi raja negeri Mataram selama 32 tahun sejak tahun Surya kurang lebih 1538 sampai dengan 1570 atau tahun masehi 1613-1645, selain Raja yang bijaksana, berpendirian Teguh, Beliau terkenal juga seorang raja yang halus tegur sapa terhadap rakyatnya, tidak pandang bulu dan adil Pramata.
Beliau mempunyai kegemaran bercanda maupun juga berburu margasatwa, memang jaman dahulu kaum bangsawan sangat senang berburu. Disamping itu semua, Beliau juga senang mengumpulkan senjata-senjata apapun sebagai peralatan berburu dan juga untuk menjaga diri.
Yang perlu ditekankan disini adalah selain beliau gemar akan semua jenis senjata, namun Baginda atau Sultan tidak mengabaikan dan tidak lupa kepada semua jenis pusaka. Pusaka wesi Aji apapun yang berupa tombak, keris dan lain sebagainya. Beliau itu selalu meneliti sehingga menjadi tokoh yang ahli mengenai Wesi Aji.
Nah, itu salah satu keunikan dari Beliau.
Pada suatu ketika rakyat Negeri Mataram menjadi terkenang bercampur gembira, setelah mendengar bahwa Baginda Kanjeng Sultan mengeluarkan pengumuman, yaitu mulai saat pada masa pemerintahannya, Beliau mengizinkan Masyarakatnya untuk mempunyai pusaka.
Seperti keris, tombak, pedang Luwuk dan lain sebagainya. Beliau juga umumkan agar masyarakatnya tidak perlu khawatir, bila sewaktu-waktu pusaka tersebut akan diminta oleh raja dan keluarga Keraton.
Semua orang berhak mempunyai kepercayaan yang mantap, terhadap Apa yang dipunyai dan juga terhadap Pimpinan. Oihak Kerajaan dan Kraton akan selalu, melindungi semua hak kepemilikan rakyatnya. Dan tidaklah aneh bahwa rakyat Mataram semakin tebal rasa setia dan cintanya terhadap Kanjeng Sultan Agung. Dan mulai saat itu Mataram berwajah baru.
Maka tidak heran pula, dalam sejarah Era Mataram sangat gencar dalam hal dunia perkerisan, rakyat secara bergotong-royong dan mulai berbenah diri membangun desa, kampung hingga dalam kota.
Kala itu Keadaan Mataram bertambah cerah dan di sana-sini bila ada pertemuan maupun dalam hari-hari peradatan, rakyat tidak takut lagi untuk memakai pakaian adatnya, memakai keris sebagai pelengkap.
Nah, kemudian mulai dari itu keris yang tergolong ageman maupun yang disebut keris tayuhan, juga banyak sekali dibuat pada era Mataram. Tak heran jika di masa kini atau di era sekarang, keris Mataram sangat banyak sekali jumlahnya. Keris Era Mataram sangat banyak sekali jenisnya ketimbang keris di era Era yang lain, misal jika dibandingkan dengan Era Singosari, Kabudhan, Majapahit, Demak dan lain sebagainya..